BANGKEP , CERAH ATAU SURAM MASA DEPAN? - Peling Post Online
Headlines News :
Home » » BANGKEP , CERAH ATAU SURAM MASA DEPAN?

BANGKEP , CERAH ATAU SURAM MASA DEPAN?

Written By Unknown on Sunday, January 18, 2015 | 2:07 AM

Moh. Iqra
 Catatan Moh. Iqra (Pemimpin Redaksi Peling Post)

Ketika ada ide untuk menulis pengantar Redaksi,  saya sedikit termenung dan bingung harus menulis apa dan memulai dari mana,  akhirnya terlintas dibenak saya, tentang Bangkep Cerah Masa Depan, sebuah slogan penuh makna dan arti, tapi apalah artinya sekarang, mungkin telah menjadi masa lalu yang pahit atau sudah terlupakan oleh pengagasnya, mungkin karena kemewahan jabatan dan kenikmatan kekuasaan yang kini digengamnya.

Gagasan ini hanya sebagai penegasan kembali atas ucapan dari seorang pemimpin yang dulu dengan gagah berjanji atas nama rakyat, berteriak demi rakyat dan menyakinkan rakyat dengan retorika kosong, masa dimana ketika saat itu rakyat turut terbuai dan terbawa pada sesuatu yang sungguh itu diluar nalar dan logika rasional hingga pada akhirnya terjerumus pada jurang penyesalan.

Banggai Kepulauan Lahir 14 tahun silam, UU No 51 tahun 1999 memberikan legalitas keberadaan Bangkep sebagai sebuah daerah otonom, sejak kelahirannya sebagai daerah otonom, Banggai Kepulauan terus berbenah, meletakan dasar—dasar pembangunan, membangun infrastruktur jalan, meningkatkan perekonomian rakyat, perbaikan pelayanan public dan lain sebagai yang tujuannya bermuara pada kesejahteraan rakyat itu sendiri.

Dalam siklus kepemimpinan Banggai Kepulauan, telah tiga kali terjadi pergantian kekuasaan, awal berdiri hingga 2006, Bangkep di Pimpin oleh Ali Hamid, 2006 hingga 2011 Bangkep di Pimpin oleh Irianto Malingong, 2011 hingga sekarang, Bangkep  di Pimpin oleh Lania Laosa.

Setiap pemimpin memiliki tempo waktu yang sama, yakni lima tahun untuk menjalankan amanah rakyat, begitu juga cara masing-masing pemimpin dalam menjalankan roda pemerintahan selalu berbeda namun tujuannya tetap sama, yakni memajukan dan membangun Bangkep lebih maju lagi.

Rakyat pun, selalu menilai dan mengukur keberhasilan setiap pemimpin, Ali Hamid Bupati Pertama, rakyat mengenal dia sebagai sosok yang bijak, itu sebabnya banyak pengambilan keputusan ataupun kebijakan daerah selalu berdasar pada kehati-hatian dan mengendepankan pendekatan-pendekatan dengan rakyat.

Demikian juga, dengan Irianto Malingong, dia dikenal sebagai sosok pekerja keras, tegas dan berwibawa serta selalu komitmen, karena itu dimasanya Bangkep berhasil melakukan pembangunan disegala sector dan lini kehidupan masyarakat Banggai Kepulauan,  dan itu di akui oleh banyak pihak bahwa kepemimpinan Irianto, Bangkep selangkah lebih maju. Tak heran rakyatpun menjulukinya sebagai Bapak Pembangunan Bangkep.

Sekarang Kepemimpinan Lania Laosa, Bupati yang mengusung gagasan Bangkep Cerah Depan ini, dinilai rakyat terlalu banyak mengumbar janji,  tidak ada progress yang berarti ditengah-tengah masyarakat, rakyat merasa perkembangan daerah stagnan alias jalan di tempat, padahal dipundaknya rakyat begitu menaruh harapan besar untuk melangkahkan bangkep maju melijit lebih jauh lagi.

Memasuki tahun keempat kepemimpinan Lania Laosa, negeri peling belum juga menunjukan lompatan kemajuan berarti, selama empat tahun berturut-turut, pengajuan KUA-PPAS (Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Platfon Anggaran Sementara) ke DPRD untuk di bahas bersama wakil rakyat selalu terlambat dan imbasnya APBD kita pun terlambat disahkan yang akibatnya banyak pengerjaan proyek dan pembangunan fisik yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan public terbengkalai dan tidak bisa dinikmati oleh rakyat.

Menyinggung visi misi Lania, yang katanya concern pada  peningkatan ekonomi berbasis kerakyatan, ini penting dan perlu untuk di kritisi, pasalnya pemerintah daerah dibawah kendali Lania Laosa justru focus dan mengarah pada pengembangan ekonomi berbasis industry dengan mengundang investor kelapa sawit untuk menjajal dan mengundulkan lebatnya hutan pulau peling. Sekitar 15.000 ribu Ha izin lokasi di berikan kepada kaum pemodal untuk melakukan ekspansi dan garapan untuk penanaman tanaman yang kenal rakus air itu di tano peling, tidak jelas berapa kontribusi perusahaan terhadap PAD kita.

Akibatnya sektor pertanian kita  yang potensial untuk pengembangan ekonomi berbasis kerakyatkan seakan terabaikan begitu saja, produk dan hasil bumi, seperti kelapa, padi, jambu, Ubi Banggai, cengkeh, coklat, kacang tanah, umbi-umbian dan lain sebagainya, selama ini yang menopang dan menjadi tumpuan bagi sebagian besar masyarakat kita terancam eksistensinya, padahal hasil-hasil pertanian ini, selain mampu menopang kebutuhan pangan local, jika kembangkan dan diberdayakan dengan baik oleh pemerintah daerah tentu akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat kita.

Padahal dalam visi misinya yang tuangkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) kabupaten Banggai Kepulauan, sama sekali tidak pernah menyingung pengembangan ekonomi industry seperti pengembangan kelapa sawit, tapi kenapa sekarang itu dilakukan?

Disektor penegakan hukum dan pemberantasan korupsi, baru-baru ini rakyat  disuguhkan sebuah aktraktif yang penuh dengan arogansi kekuasaan dan menarik ditonton, namun sesungguhnya menyakiti hati rakyat, betapa tidak di duga penerimaan CPNS jalur K2 di patok dengan harga puluhan juta rupiah, rakyat yang ingin mencari nasibnya harus gigit jari, menjual harta bendanya,  demi nasib dan masa depannya, ironis memang ditengah kebingungan dan perderitaan rakyat, begitu teganya penguasa daerah ini meminta upeti dari rakyatnya yang ingin mencari nasibnya. 

Bukan hanya itu, pembangunan gedung SMA Neg. 1 Salakan yang terbengkalai karena gagal kontruksi, ada ratusan juta uang rakyat disitu melayang begitu saja, ini kemudian mengakibatkan Kadis Pendidikan dan kebudayaan Bangkep Sudarlim Thirayo menginap di hotel prodeo.

Belum lagi kabar dugaan “perselingkuhan” Bupati Lania dengan pengusaha Asal Surabaya Deni Tanus yang pada akhirnya APBD Bangkep tersandera  kepada sejumlah kontraktor, Hutang Piutang atas nama Bupati Bangkep dengan sejumlah Pengusaha, yang selalu menghiasi pemberitaan beberapa media massa, seakan menutup mata penegak hukum kita padahal, semua itu kalau dikaji dengan pendekatan hukum,  ada indikasi dan dugaan suap menyuap disitu.

Apakah semua itu cara menghindari daerah ini dari korupsi, kolusi dan nepotisme? Kemana janjimu dulu membangun Bangkep  tanpa Korupsi? Lalu seperti itukah cara membawa daerah ini menuju cerah masa depan?

Demikian juga masalah program-program pro rakyat yang dulu  didengung-dengungkan ke telinga rakyat, Program Talas Jepang, Sengon,  Listrik menyala 24 jam dengan mengunakan tenaga dari arus air laut,  masih banyak lagi janji-janji manis lainnya yang belum ditunaikan.

Saatnya rakyat Bangkep, berfikir untuk kemajuan daerah, mencari pemimpin yang ideal, pemimpin yang selalu berkata jujur,  memberikan karya-karya nyata untuk kesejahteraan rakyat. pemimpin tugasnya bukan mengobral janji, tapi merealisasikan janji, berbuat untuk kemajuan rakyat adalah amanah dan tanggungjawab bukan hanya tanggungjawab kepada rakyat saja, tapi kepada tuhan yang maha kuasa. 

Akhirnya Marilah kita menyonsong bangkep yang cerah masa depan dengan kerja-kerja nyata, bukan dengan buaian janji apalagi dengan retorika kosong.

Teruslah Membangun Pak Bupati, perbaiki daerah ini, rakyat menunggu  janjimu, ingat waktumu mungkin tinggal setahun Sembilan bulan lagi, Bangkep Cerah Masa Depan masih begitu jauh.!!! (*)

Share this article :

0 comments:

Total Pageviews

Iklan

Iklan
">Index'); document.write('

?max-results=10">Label 5
');
    ?max-results="+numposts4+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts5\"><\/script>");
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Peling Post Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template