![]() |
| Moh. Iqra |
Catatan Moh. Iqra (Pemimpin Redaksi Peling Post)
Ketika ada ide untuk menulis pengantar Redaksi, saya sedikit termenung dan bingung harus
menulis apa dan memulai dari mana,
akhirnya terlintas dibenak saya, tentang Bangkep Cerah Masa Depan,
sebuah slogan penuh makna dan arti, tapi apalah artinya sekarang, mungkin telah
menjadi masa lalu yang pahit atau sudah terlupakan oleh pengagasnya, mungkin karena
kemewahan jabatan dan kenikmatan kekuasaan yang kini digengamnya.
Gagasan ini hanya sebagai penegasan kembali atas ucapan dari
seorang pemimpin yang dulu dengan gagah berjanji atas nama rakyat, berteriak
demi rakyat dan menyakinkan rakyat dengan retorika kosong, masa dimana ketika saat
itu rakyat turut terbuai dan terbawa pada sesuatu yang sungguh itu diluar nalar
dan logika rasional hingga pada akhirnya terjerumus pada jurang penyesalan.
Banggai Kepulauan Lahir 14 tahun silam, UU No 51 tahun 1999
memberikan legalitas keberadaan Bangkep sebagai sebuah daerah otonom, sejak
kelahirannya sebagai daerah otonom, Banggai Kepulauan terus berbenah, meletakan
dasar—dasar pembangunan, membangun infrastruktur jalan, meningkatkan
perekonomian rakyat, perbaikan pelayanan public dan lain sebagai yang tujuannya
bermuara pada kesejahteraan rakyat itu sendiri.
Dalam siklus kepemimpinan Banggai Kepulauan, telah tiga kali
terjadi pergantian kekuasaan, awal berdiri hingga 2006, Bangkep di Pimpin oleh
Ali Hamid, 2006 hingga 2011 Bangkep di Pimpin oleh Irianto Malingong, 2011
hingga sekarang, Bangkep di Pimpin oleh
Lania Laosa.
Setiap pemimpin memiliki tempo waktu yang sama, yakni lima
tahun untuk menjalankan amanah rakyat, begitu juga cara masing-masing pemimpin
dalam menjalankan roda pemerintahan selalu berbeda namun tujuannya tetap sama,
yakni memajukan dan membangun Bangkep lebih maju lagi.
Rakyat pun, selalu menilai dan mengukur keberhasilan setiap
pemimpin, Ali Hamid Bupati Pertama, rakyat mengenal dia sebagai sosok yang
bijak, itu sebabnya banyak pengambilan keputusan ataupun kebijakan daerah
selalu berdasar pada kehati-hatian dan mengendepankan pendekatan-pendekatan
dengan rakyat.
Demikian juga, dengan Irianto Malingong, dia dikenal sebagai
sosok pekerja keras, tegas dan berwibawa serta selalu komitmen, karena itu dimasanya
Bangkep berhasil melakukan pembangunan disegala sector dan lini kehidupan
masyarakat Banggai Kepulauan, dan itu di
akui oleh banyak pihak bahwa kepemimpinan Irianto, Bangkep selangkah lebih
maju. Tak heran rakyatpun menjulukinya sebagai Bapak Pembangunan Bangkep.
Sekarang Kepemimpinan Lania Laosa, Bupati yang mengusung
gagasan Bangkep Cerah Depan ini, dinilai rakyat terlalu banyak mengumbar janji,
tidak ada progress yang berarti
ditengah-tengah masyarakat, rakyat merasa perkembangan daerah stagnan alias
jalan di tempat, padahal dipundaknya rakyat begitu menaruh harapan besar untuk
melangkahkan bangkep maju melijit lebih jauh lagi.
Memasuki tahun keempat kepemimpinan Lania Laosa, negeri
peling belum juga menunjukan lompatan kemajuan berarti, selama empat tahun berturut-turut,
pengajuan KUA-PPAS (Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Platfon Anggaran
Sementara) ke DPRD untuk di bahas bersama wakil rakyat selalu terlambat dan
imbasnya APBD kita pun terlambat disahkan yang akibatnya banyak pengerjaan
proyek dan pembangunan fisik yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan public
terbengkalai dan tidak bisa dinikmati oleh rakyat.
Menyinggung visi misi Lania, yang katanya concern pada peningkatan ekonomi berbasis kerakyatan, ini
penting dan perlu untuk di kritisi, pasalnya pemerintah daerah dibawah kendali
Lania Laosa justru focus dan mengarah pada pengembangan ekonomi berbasis
industry dengan mengundang investor kelapa sawit untuk menjajal dan mengundulkan
lebatnya hutan pulau peling. Sekitar 15.000 ribu Ha izin lokasi di berikan
kepada kaum pemodal untuk melakukan ekspansi dan garapan untuk penanaman
tanaman yang kenal rakus air itu di tano peling, tidak jelas berapa kontribusi
perusahaan terhadap PAD kita.
Akibatnya sektor pertanian kita yang potensial untuk pengembangan ekonomi berbasis
kerakyatkan seakan terabaikan begitu saja, produk dan hasil bumi, seperti
kelapa, padi, jambu, Ubi Banggai, cengkeh, coklat, kacang tanah, umbi-umbian dan
lain sebagainya, selama ini yang menopang dan menjadi tumpuan bagi sebagian
besar masyarakat kita terancam eksistensinya, padahal hasil-hasil pertanian
ini, selain mampu menopang kebutuhan pangan local, jika kembangkan dan
diberdayakan dengan baik oleh pemerintah daerah tentu akan berdampak pada
peningkatan ekonomi masyarakat kita.
Padahal dalam visi misinya yang tuangkan dalam rencana
pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) kabupaten Banggai Kepulauan, sama
sekali tidak pernah menyingung pengembangan ekonomi industry seperti
pengembangan kelapa sawit, tapi kenapa sekarang itu dilakukan?
Disektor penegakan hukum dan pemberantasan korupsi,
baru-baru ini rakyat disuguhkan sebuah
aktraktif yang penuh dengan arogansi kekuasaan dan menarik ditonton, namun sesungguhnya
menyakiti hati rakyat, betapa tidak di duga penerimaan CPNS jalur K2 di patok
dengan harga puluhan juta rupiah, rakyat yang ingin mencari nasibnya harus
gigit jari, menjual harta bendanya, demi
nasib dan masa depannya, ironis memang ditengah kebingungan dan perderitaan
rakyat, begitu teganya penguasa daerah ini meminta upeti dari rakyatnya yang
ingin mencari nasibnya.
Bukan hanya itu, pembangunan gedung SMA Neg. 1 Salakan yang
terbengkalai karena gagal kontruksi, ada ratusan juta uang rakyat disitu melayang
begitu saja, ini kemudian mengakibatkan Kadis Pendidikan dan kebudayaan Bangkep
Sudarlim Thirayo menginap di hotel prodeo.
Belum lagi kabar dugaan “perselingkuhan” Bupati Lania dengan
pengusaha Asal Surabaya Deni Tanus yang pada akhirnya APBD Bangkep tersandera kepada sejumlah kontraktor, Hutang Piutang
atas nama Bupati Bangkep dengan sejumlah Pengusaha, yang selalu menghiasi
pemberitaan beberapa media massa, seakan menutup mata penegak hukum kita
padahal, semua itu kalau dikaji dengan pendekatan hukum, ada indikasi dan dugaan suap menyuap disitu.
Apakah semua itu cara menghindari daerah ini dari korupsi,
kolusi dan nepotisme? Kemana janjimu dulu membangun Bangkep tanpa Korupsi? Lalu seperti itukah cara
membawa daerah ini menuju cerah masa depan?
Demikian juga masalah program-program pro rakyat yang dulu didengung-dengungkan ke telinga rakyat,
Program Talas Jepang, Sengon, Listrik menyala
24 jam dengan mengunakan tenaga dari arus air laut, masih banyak lagi janji-janji manis lainnya
yang belum ditunaikan.
Saatnya rakyat Bangkep, berfikir untuk kemajuan daerah,
mencari pemimpin yang ideal, pemimpin yang selalu berkata jujur, memberikan karya-karya nyata untuk
kesejahteraan rakyat. pemimpin tugasnya bukan mengobral janji, tapi
merealisasikan janji, berbuat untuk kemajuan rakyat adalah amanah dan
tanggungjawab bukan hanya tanggungjawab kepada rakyat saja, tapi kepada tuhan
yang maha kuasa.
Akhirnya Marilah kita menyonsong bangkep yang cerah masa
depan dengan kerja-kerja nyata, bukan dengan buaian janji apalagi dengan
retorika kosong.
Teruslah Membangun Pak Bupati, perbaiki daerah ini, rakyat
menunggu janjimu, ingat waktumu mungkin
tinggal setahun Sembilan bulan lagi, Bangkep Cerah Masa Depan masih begitu jauh.!!!
(*)



0 comments:
Post a Comment